9:31 PM
0


[JAKARTA] Daging sulit didapat, ayo kita makan ikan, tempe, sayur dan buah. Anjuran ini disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemkes) menyusul kelangkaan daging di pasar beberapa hari terakhir.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemkes, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, tidak tersedianya daging di pasar sebetulnya jadi kesempatan untuk mengonsumsi sumber makanan bergizi lainnnya, seperti tempe, ikan, sayur dan buah-buahan. Kandungan protein hewani dan nabati dalam jenis makanan tersebut tidak kalah dari daging sapi.

“Karena itu Kemkes amat menganjurkan kita banyak-banyak konsumsi ikan dan sumber protein nabati,” kata Tjandra di Jakarta, Kamis (13/8).

Protein pada ikan misalnya, mempunyai komposisi dan kadar asam amino esensial yang cukup lengkap. Ikan juga mengandung asam lemak omega-3 yang mempunyai keunggulan khusus dibandingkan dengan pangan hewani lainnya karena komposisi asam lemak esensialnya berikatan tidak jenuh ganda.

Minyak hati ikan sudah lama dikenal sebagai makanan kaya sumber vitamin A dan jenis vitamin A pada ikan merupakan vitamin A yang mudah diserap. Selain itu minyak hati ikan juga kaya akan vitamin D.

Ikan juga memberikan sumbangan pada peningkatan konsumsi vitamin B1, B2, piridoksin (B6), B12 dan niasin. Kandungan mineral dalam ikan yang penting adalah zat besi, iodium, seng, selenium dan kalsium.

Pada tahun 2010 produksi perikanan Indonesia mencapai 10,86 juta ton dengan laju pertumbuhan produksi perikanan nasional sejak tahun 2005 sampai dengan 2010 mencapai rata-rata 10,02% per tahun. Ironisnya, konsumsi ikan penduduk Indonesia masih rendah bila dibanding negara lain. Pada tahun 2013 konsumsi ikan masyarakat Indonesia sekitar 35 kg per kapita per tahun atau berkisar 60-70 gram per hari, dan target di tahun 2014 adalah 38 kg per kapita per tahun.

Sementara Malaysia, konsumsi ikan per kapita per tahun mencapai 56,1 kg, Singapura 48,9 kg per kapita per tahun dan Filipina 35,4 kg per kapita tahun.

Survey Diet Total (SDT) Balitbangkes Kemkes 2014 menunjukkan, konsumsi ikan per kapita per hari sebanyak 78,4 gram, sedangkan pada balita 39,8%. Sementara proporsi yang mengonsumsi ikan laut, olahan ikan dan ikan air tawar untuk kelompok balita (0-59 bulan) masing-masing sebesar 17,4%, 6,3% dan 7,4%.

Secara khusus, peran ikan dalam penambahan gizi Ibu hamil amatlah penting. Ibu hamil akan rentan untuk kekurangan zat-zat gizi, terutama omega – 3 yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak janin. Selanjutnya otak akan mengalami pertumbuhan pesat sekitar pada minggu ke 20-36 usia kehamilan.

“Sangat dianjurkan pada ibu hamil untuk banyak mengkonsumsi ikan, terutama ikan yang mengandung omega 3 tinggi,” kata Tjandra.

Makanan bergizi lainnya adalah tempe. Tempe merupakan makanan yang kaya gizi dan mengandung sejumlah penting protein nabati dan asam amino. Tempe juga mengandung berbagai jenis Vitamin B dan lainnya.Untuk mineral, tempe mengandung antar lain besi, tembaga dan Zinc. Juga dalam tempe ada bahan seperti isoflavin, riboflavin, lemak nabati, fosfor, karoten dan lainnya.

“Tempe relatif mudah didapat di berbagai daerah negara kita, sehingga tentu dapat saja menjadi salah satu asupan gizi penting masyarakat kita,” ucap Tjandra.

Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) yang dikerjakan Balitbangkes tahun 2014 dan laporannya diselesaikan tahun 2015 menunjukkan, konsumsi kacang dan polong serta produknya sebagai protein nabati di Indonesia adalah 56,7 gram per hari. Angka ini jauh lebih tinggi dari negara tetangga, Thailand dan Filipina hanya mengkonsumsi 8-9 gram per hari.

Juga dianjurkan makan sayur dan buah. Data Balitbangkes menunjukkan konsumsi kelompok sayur dan olahan serta buah-buahan dan olahan penduduk kita masih rendah yaitu hanya 57,1 gram per orang per hari dan 33,5 gram per orang per hari.

Kalau dilihat dari kelompok umum,konsumsi sayuran dan olahan pendudukumur 13-18 tahun dan 19-55 tahunberturut-turut adalah 45,8 gram dan 64,5gram per orang per hari, sedangkan konsumsi bebuahan dan olahannya masing-masing baru 25,2 gram dan 36,8 gram per orang per hari.

Jumlah itu masih jauh dari jumlah konsumsi sayur dan buah yang dianjurkan oleh WHO, yaitu 400 gram per orang per hari. Dalam kelompok sayur, sayuran hijau dikonsumsi paling banyak (79,1%) dibandingkan sayur lainnya. Sebaliknya untuk kelompok buah-buahan dan olahan, buah pisang terbanyak dikonsumsi oleh penduduk.[D-13/L-8]
 Sumber :

0 comments:

Post a Comment

 
b:include data='blog' name='google-analytics'/>