[JAKARTA]
Daging sulit didapat, ayo kita makan ikan, tempe, sayur dan buah. Anjuran ini
disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemkes) menyusul kelangkaan daging di pasar
beberapa hari terakhir.
Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemkes, Prof Tjandra
Yoga Aditama, mengatakan, tidak tersedianya daging di pasar sebetulnya jadi
kesempatan untuk mengonsumsi sumber makanan bergizi lainnnya, seperti tempe,
ikan, sayur dan buah-buahan. Kandungan protein hewani dan nabati dalam jenis makanan
tersebut tidak kalah dari daging sapi.
“Karena
itu Kemkes amat menganjurkan kita banyak-banyak konsumsi ikan dan sumber
protein nabati,” kata Tjandra di Jakarta, Kamis (13/8).
Protein
pada ikan misalnya, mempunyai komposisi dan kadar asam amino esensial yang
cukup lengkap. Ikan juga mengandung asam lemak omega-3 yang mempunyai
keunggulan khusus dibandingkan dengan pangan hewani lainnya karena komposisi
asam lemak esensialnya berikatan tidak jenuh ganda.
Minyak
hati ikan sudah lama dikenal sebagai makanan kaya sumber vitamin A dan jenis
vitamin A pada ikan merupakan vitamin A yang mudah diserap. Selain itu minyak
hati ikan juga kaya akan vitamin D.
Ikan
juga memberikan sumbangan pada peningkatan konsumsi vitamin B1, B2, piridoksin
(B6), B12 dan niasin. Kandungan mineral dalam ikan yang penting adalah zat
besi, iodium, seng, selenium dan kalsium.
Pada
tahun 2010 produksi perikanan Indonesia mencapai 10,86 juta ton dengan laju
pertumbuhan produksi perikanan nasional sejak tahun 2005 sampai dengan 2010
mencapai rata-rata 10,02% per tahun. Ironisnya, konsumsi ikan penduduk
Indonesia masih rendah bila dibanding negara lain. Pada tahun 2013 konsumsi
ikan masyarakat Indonesia sekitar 35 kg per kapita per tahun atau berkisar
60-70 gram per hari, dan target di tahun 2014 adalah 38 kg per kapita per
tahun.
Sementara
Malaysia, konsumsi ikan per kapita per tahun mencapai 56,1 kg, Singapura 48,9
kg per kapita per tahun dan Filipina 35,4 kg per kapita tahun.
Survey
Diet Total (SDT) Balitbangkes Kemkes 2014 menunjukkan, konsumsi ikan per kapita
per hari sebanyak 78,4 gram, sedangkan pada balita 39,8%. Sementara proporsi
yang mengonsumsi ikan laut, olahan ikan dan ikan air tawar untuk kelompok
balita (0-59 bulan) masing-masing sebesar 17,4%, 6,3% dan 7,4%.
Secara
khusus, peran ikan dalam penambahan gizi Ibu hamil amatlah penting. Ibu hamil akan rentan untuk kekurangan zat-zat
gizi, terutama omega – 3 yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak janin.
Selanjutnya otak akan mengalami pertumbuhan pesat sekitar pada minggu ke 20-36
usia kehamilan.
“Sangat
dianjurkan pada ibu hamil untuk banyak mengkonsumsi ikan, terutama ikan yang
mengandung omega 3 tinggi,” kata Tjandra.
Makanan
bergizi lainnya adalah tempe. Tempe merupakan makanan yang kaya gizi dan
mengandung sejumlah penting protein nabati dan asam amino. Tempe juga
mengandung berbagai jenis Vitamin B dan lainnya.Untuk mineral, tempe mengandung
antar lain besi, tembaga dan Zinc. Juga dalam tempe ada bahan seperti
isoflavin, riboflavin, lemak nabati, fosfor, karoten dan lainnya.
“Tempe
relatif mudah didapat di berbagai daerah negara kita, sehingga tentu dapat saja
menjadi salah satu asupan gizi penting masyarakat kita,” ucap Tjandra.
Data
Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) yang dikerjakan Balitbangkes tahun 2014
dan laporannya diselesaikan tahun 2015 menunjukkan, konsumsi kacang dan polong
serta produknya sebagai protein nabati di Indonesia adalah 56,7 gram per hari.
Angka ini jauh lebih tinggi dari negara tetangga, Thailand dan Filipina hanya
mengkonsumsi 8-9 gram per hari.
Juga
dianjurkan makan sayur dan buah. Data Balitbangkes menunjukkan konsumsi
kelompok sayur dan olahan serta buah-buahan dan olahan penduduk kita masih
rendah yaitu hanya 57,1 gram per orang per hari dan 33,5 gram per orang per
hari.
Kalau
dilihat dari kelompok umum,konsumsi sayuran dan olahan pendudukumur 13-18 tahun
dan 19-55 tahunberturut-turut adalah 45,8 gram dan 64,5gram per orang per hari,
sedangkan konsumsi bebuahan dan olahannya masing-masing baru 25,2 gram dan 36,8
gram per orang per hari.
Jumlah
itu masih jauh dari jumlah konsumsi sayur dan buah yang dianjurkan oleh WHO,
yaitu 400 gram per orang per hari. Dalam kelompok sayur, sayuran hijau
dikonsumsi paling banyak (79,1%) dibandingkan sayur lainnya. Sebaliknya untuk
kelompok buah-buahan dan olahan, buah pisang terbanyak dikonsumsi oleh
penduduk.[D-13/L-8]
Sumber :
0 comments:
Post a Comment